Hilang Arah

Angin tak lagi berhembus
Kompas ini tak lagi berfungsi
Aku pohon yang layu
Daunku yang gugur, tubuhku yang tak lagi kokoh

Mataku yang buta tertutup kabut
Matahari tak pernah menyapa
Akarku kini tak lagi kuat
Ia tak lagi menjalar dan berusaha lari

Gulita ini selalu bergerilya
Bayanganku tak lagi setia
Dia menghilang saat keterpurukan ku
Sunyi selalu menyelinap dalam diam

Pelita itu tak lagi datang
Dia lenyap di telan malam
Fajar tak lagi menyongsong
Dia kabur dalam dekapnmu

Matamu yang indah selalu menggangguku
Alismu yang mempesona selalu terbayang
Bibirmu yang ranum selalu terasa lembut di ingatan
Mereka selalu hadir dalam mimpiku

Semua tersimpan rapi dalam ingatan
Terpatri dalam kenangan indah
Entah kapan bisa terulang lagi
Mungkin nanti, atau tidak lagi

Aku sampan di lautan luas
Terombang-ambing dalam samudra ingatan
Tubuhku terkoyak oleh ombak kenyataan
Kurindukan kau, pelabuhanku

Hidup di ujung maut
Mau di ujung tanduk
Semangat ku mati
Harapku sia-sia

Gili timur, 8 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Smart City di Denpasar

Tunakarya

Tentang kamu